Rabu, 06 Juli 2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Ilmu agama islam merupakan pembidangan secara resmi tentang ilmu-ilmu yang dikembangkan dalam lingkungan perguruan tinggi agama islam.hal ini didasarkan pada keputusan mentri agama nomor 110 tahun 1982, setelah mendapat rekomendasi dari lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LP II). Ilmu ini dibagi menjadi delapan bidang yaitu:
1. bidang qur’an dan al-hadist                       
2. pemikiran dalam islam
3. bidang fiqih(hukum islam) dan pranata sosial
 4. bidang sejarah dan peradaban islam
5. bidang bahasa
6. bidang pendidikan islam
7. bidang dakwah islamiah
8. bidang perkembangan dunia modern didumia islam.[1]

Kajian islam yang dikembangkan di IAIN umumnya masih meliputi:al-qur’an dan al-hadist, pranata social (hukum islam), pemikiran dalam islam (kalam/ideology),filsafat dan tasawuf, tata Negara (fiqihsiyasah), perkembangan modern dalam islam, bahasa dan sastra arab, tarbiyah islamiyah (pendidikan islam) dan dakwah islam.inilah yang dikembangkan untuk program sarjana (S1)dan pasca sarjana (S2 dan S3). Untuk program sarjana dibagi-bagi dalam lima fakultas, yaitu : fakultas tarbiyah dengan jurusan pendidikan agama islam, kependidikan agama islam, kependidikan islam.psikologi dan bahasa arab, ditambah kendati bersifat tintatif-tadris bahasa inggris, bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan social dan mate-matika.fakultas adab dengan jurusan bahasa dan sastra arab, sejarah kebudayaan islam dan tarjamaah.fakultas syariah, dengan jurusan ahwal al-syakhsyiyah, perbandingan mazhab dengan hukum, ekonomi(muamalah) dan pidana politik.fakultas ushuluddin dengan jurusan perbandingan agama, aqidah dan fiflsafat, serta tafsir hadits.terakhir fakultas da’wah dengan jurusan komunikasi penerangan islami bimbingan dan penyuluhan islam, dan manajemen dakwah.[2].
Landasan pembagian fakultas belum jelas sampai sekarang ini. Soedjatmiko pernah mengatakan bahwa keterpecahan pribadi dewasa ini disebabkan oleh keterecahan ilmu pengetahuan.hal ini berlaku dikalangan ilmu islam.kendati semua jenis ilmu itu dipelajarisecara serius dan secara formal yang tertuang dalam kurikulum tetapi terjadi problem yaitu kelangkaan dosen-dosen yang benar-benar memenuhi kualifikasi serta tradisi ilmiah yang belum membudaya perkembangan kajian islam di IAIN terasa lamban.
Variabel-variabel diatas sesunnguhnya adalah pilar –pilar utama yang menjadi penopang dalam kampus. Dengan berbagai jurusan yang mencakup tentang islam dapat menjadikan perubahan besar kepada mahasiswa. Namun sekiranya itu hanya menjadi materi bagi mahasiswa tanpa ada praktek langsung yang menunjukan akan cerminan muslaimin dan muslimah yang konsiten terhadap islam.
Dalam lingkungan mahasiswa STAIN masih banyak terdapat perbuatan-parbuatan yang melanggar syari’ah,misalnya meminum- minuman alcohol, perbuatan seks diluar nikah dan masih banyak lagi masalah yang menyelimuti mahasiswa yang menyalahi dari ajaran islam.
Hal lain yang terjadi pada mahasiswa yaitu masih adanya terdapat nsuret tulis Al Qur’an,kurangnya kecintaan kepada mesjid, dan bahkan menjalankan shalat lima waktu merupakan suatu perbuatan yang tidak wwajib lagi untuk dilakukan. Mahasiswa yang mengkaji tentang islam dangat minim untuk diminati dalam hal ini ormas-ormas islam,mahasiswa lebih nsuret mengikuti lembaga yang sifatnya menyanangkan hawa nafsu jasmani.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam Makalah ini adalah :
  1. Hakekat pendidikan Islam
  2. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
  3. Tujuan Pendidikan Islam





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakekat pendidikan Islam
Pendidkan adalah suatu aktivitas untuk mengembankan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup.Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung didalam kelas,tetapi berlangsung pula diluar kelas.pendidikan bukan bersifat formal saja,tetapi mencakup pula yang non formal.
Sejalan dengan penentuan prioritas bidang pembangunan, lebih-lebih pada bidang yang bersifat material, maka terdapat kecenderungan dalam bidang pendidikan untuk menjejalkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan material tersebut sedangkan menurut Charles E,Siberman bahwa pendidikan tidak identik dengan pengafaran yang tebatas pada usaha mengembangkan intelektualitas manusia. Tugas pendididikan bukan melulu meningkatkan kecerdasan melainkan mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan agama tentunya mempunyai fungsi dan peran yang lebih besar dari pada pendidikan pada umumnya. lebih-lebih yang hanya menitik beratkan pada aspek kognitif semata.
Didalam buku ‘modern  philosophies of education {fourt edition }John S.Brubacher mengemukakan bahwa :
Pendidikan diartikan sebagai prosess timbal balik dirinya dengan alam,dengan teman dan  dengan alam semesta.pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dalam kelengkapan dari semua potensi manusia,moral,intelektual dan jasmani oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakat.1

yang diharapkan demi menghimpun semus aktivitas tersesbut bagi tujuan hidupnya.(tujuan terakhir). Dalam hal ini tim Dosen FIP IKIP Malang menyimpulkan pengertian pendidikan adalah :
a.Aktvitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadianya dengan jalan    membina potensi-potensi pribadi rohaninya [pikir,rasa,karsa,cipta dan budi nurani}dengan jasmani{panca indra serta keterampilan-keterampilan}
b.Lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita [tujuan}pendidikan,isi ,sistem dan organisasi pendidikan. lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat {Negara}.
c.Hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha-usaha lembaga tersebut dalam mencapai tujuanya.pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemejuan masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan.2

Islam memandang pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya hidup seseorang,dan oleh karenanya islam menetapkan bahwa pendidikan merukan kegiatan hidup yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita. muslim wa muslimatin tiada batasan berlangsung seumur hidup ssesmenjak buaian hingga ajal datang {minal mahdi ilal lahdi \life long esucation }al-Hadits. Bagi umat muslim,agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anaknya melaui sarana-sarana pesndidikan karena dengan menanamkan nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya dikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan islam adalah usah ayang diharapkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai damgan ajaran islam,memikir,memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai islam ,serta bertanggung jawab sesuai dengan nlai-nilai islam.
Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah[3]

Kendati dalam peta pemikiran Islam upaya menghubungkan Islam dgn pendidikan masih diwarnai banyak perdebatan namun yg pasti relasi Islam dgn pendidikan bagaikan dua sisi mata uang mereka sejak awal mempunyai hubungan filosofis yg sangat mendasar baik secara ontologis epistimologis maupun aksiologis.
Yang dimaksud dgn pendidikan Islam disini adl : pertama ia merupakan suatu upaya atau proses yg dilakukan secara sadar dan terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup demi keselamatan di dunia dan akherat. Kedua merupakan usaha yg sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian yg utama menurut ukuran islam. Dan ketiga merupakan segala upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik utk diarahkan mengikuti jalan yg islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
B.     Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Sebagai aktivitas yang brgerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian,tentunya pendidikan islam memerlukan landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya.Sebab dengan adanya dasar-dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang akan diciptakan sebagai pegangan lankah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang menentukan arah usaha tersebut. Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah Al Qur’an dan al Hadits.
Dalam al Qur’an surat asy –Syura ;52
* !$uZøym÷rr&ur 4n<Î) #ÓyqãB ÷br& ÎŽó r& üÏŠ$t6ÏèÎ/ /ä3¯RÎ) tbqãèt7­FB ÇÎËÈ  
Artinya ; ‘dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu {al Qur’an }dengan  perintah kami.sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al kiab {AL Qur’an}dan tidak pula mengetahui apakah iman itu ,tetapi kamu menjadikan Al Qur’an itu cahaya yang kami beri petunjuk dengan dia siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami.Dan seeungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar.[4]

Dari ayat AlQur’an diatas dapat diambil titik relevansinya dengan atau sebagai dasar pendidikan agama ,mengingat:
1.      bahwa Al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan yang di Ridhoi Allah SWT
2.      menurut hadis Nabi tersesbut diantara sifat-sifat orang mukmin ialah saling menasehati untuk mengamalkan ajaran Allah dan yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan islam
3.      Al Qur’an dan Hadis tersebut menerangkan bahwa Nabi adalah benar-benar pemberi poetunjuk kepada jalan yang lurus sehingga belaiu memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk ,memberikan bimbingan penyuluhan dan pendidikan islam.
Untuk Negara Indonesia secara formal pendidikan islam memunyai dasar landasan yang cukup kuat.Pancasila yang merupakan pendidikan dasar setiap tingkah laku dan kegiatan bangsa Indonesia,dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama,berarti menjamin setiap warga Negara untuk memeluk,beribadah serta menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan pengembangan agama ,termasuk melaksanakan pendidikan agama.Disamping itu mengingat bahawa tiap-tiap sila adalah merupakan kesatuan ,berarti sila-sila harus dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian secara konstitusional pancasila dengan seluruh sila-silanya “secara total merupakan tiang penegak untuk dilaksanakanya usaha pendidikan ,bimbingan penyuluhan agama{Islam}karena mempersemaikan dan membina ajaran islam mendapat lindungan konstitusional dari pancasila”.3
Urutan prioritas pendidikan islam dalam upaya pembentukan kepribadian muslim,sebagaimana diilustrasikan berturut turut dalam Al Qur’an surat al Luqman mulai ayat tiga dan seterusnya adalah :
  1. Pendidikan keimAnan Kepada Allah SWT
   Surat al Luqman ayat 13 :
øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ  
  artinya ;‘Dan inagtlah ketika Luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberi pelajaran kepdanya .Hai anakku jangalah kamu mempersekutukan Allah ,sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar{Lukman;13}[5]

Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentukan keyakinan kepada Allah yang diharapkan dapat melandasi sikap tingkah laku dan keperibadatan anak didik.
  1. Pendidikan Akhlakuk Karimah
Sejalan dengan usaha membentuk dasar keyakinan\keimanan kita maka diperlukan juga usaha membentuk akhlak yang mulia adalah merupakan modal bagi setiap orang dalam menghadapi pergaulan antara sesamanya.
  1. Pendidikan Ibadah
Ibadah yang secara awam diartikan sesembahan,pengabdian sebenarnya adalah istilah yang paling luas dan mencakup tidak hanya penyembahan tetapi juga berhubungan dengan laku manusia meliputi kehidupan yang paling beradab dari segi pandangan spiritual ,adalah mereka yang mematuhi dengan sangat rapat kemauan Tuhan didalam sesama perbuatan-perbuatan mereka.
Hubungan Psikologi Manusia dan Agama Sangat Mempengaruhi Tehadap Perkembangan Mental Manusia
Psikologi Agama Dan Pendidikan Islam
Pendidikan islam dalam pengertian seperti yang dianjurkan Rasul Allah SAW
inilah yang dimaksud pendidikan islam dala  arti yang seutuhnya.Dalam kaitan ini pendidikan islam erat kaitanya dengan psikologi agama bahkan psikologi agama digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan islam.Ada beberapa contoh mengenai bagaimana hubungan antara psikologi agama dan pendidikan islam diawal-awal perkembangan agama.
Pada suatu hari Rasul Allah SAW didatangi seorang laki-laki yang yang masih awam tentang islam.Laki-laki terssebut menanyakan tentang kewajiban islam yang harus dipatuhi oleh pengnutnya.Rasul Allah saw menjelaskan kelima prinsip{rukun}islam kepada laki-laki tersebut.setelah mendengar penjelasan itu,maka orang tadi menyatakan kepada Rasul ‘’demi Allah,aku tidak akan menambah atau mengurangi.Dan setelah orang tersebut berlalu maka Rasul menyatakan bahwa jika laki-laki itu konsisten dengan apa yang dikatakan ,maka ganjaranya adalah surga {Bukhari}.
Adapun pengenalan psikologi agama dilingkungan perguruan tinggi {IAIN}dilakukan oleh prof.Dr.H.A.Mukti Ali dan Prof.Dr.Zakiah Daradjat.Tetapi buku-buku yang khusus mengenai psikologi Agama banyak dihasilkan oleh prof.dr.Zakiah Dradjat antara lain;Ilmu Cinta Agama{1970},Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental.
Perkembangan psikologi agama yang cukup pesat ini antara lain ditandai dengan diterbitkanya berbagai karya-karya tulis baik berupa buku maupun artikel dan jurnal yang memuat kajian tentang bagaimana peran agama dalam kehidupan manusia.Dengan demikian ,psikologi agama kini telah memasuki berbagai bidang kehidupan manusia,sejak dari Rumah tangga,rumah sakit,panti asuhan,panti jompo,dan bahkan hingga kelembagaan masyarakat.
Agama dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental
Kesehatan mental {bygyene}adalah ilmu-ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip peraturan serta prossedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani{M.Buchori,1982;14}orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang aman dan tentram.{M.Buchori,1982;5} menurut H.C.Witherington,permasalahan kesehatan mental menyangkut pengatahuan sesrta prinsip-prinsipyang terdapat lapangan sikologi, Kedokteran,Psikiatri,Biologi,Sosilogi,dan Agama{M.Buchori 1982;5}
Sejumlah kasus yang menunjukan adanya hubungan antara faktor keyakinan dan kesehatan jiwa atau mental tampaknya sudah disadari para ilmuwan beberap abad yang lalu.Misalnya pernyataan Korley Gustay Jing”diantara pasien saya yang setengah baya,tidak seorangpun yang penyebab penyakitnya dijamin tidak dilatar blakangi oleh aspek agama{K.H.S.S Djaman 1975;17}
Kenyataan serupa itu juga akan dijumpai dalam banyak buku yang mengungkapkan akan betapa eratnya hubungan antara agama dan kesehatan mental.Di Indonesia sendiri dua buku yang diterbitkan dengan  judul Peranan Agama Dengan Kesehatan Mental   oleh Prof.Dr.Zakial Dradjat dan Agama Dengan Kesehatan Mental Jiwa dan Agama oleh Prof.Dr. Aulia telah membahas sescara luas mengenai sejumlah kasus yang menunjukan adanya luhubungan antara kesehatan dan jiwa dan agama.Dan Prof.Dr,Muhammad Mahmud Abdul Kadir lebih jauh membahas hubungan antara agama dan kesehatan mental melalui Biokimia.Menurutnya didalam tubuh manusia terdapat sembilan jenis kelenjar hormon yang memproduksi persesnyawaan kimia yang mempunyai pengaruh biokimia tertentu disalurkan lewat pembuluh darah dan selanjutnya memberi pengaruh kepada eksitensidan berbagai kegiatan tubuh persenyawaaan itu disebut hormon.

C.    Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah dunia cita.Yakni suasana ideal itu dampak pada tujuan pendidikan.suasana ideal itu nampak pada tujuan akhir {ultimate aims of education}
Tujuan akhir biasanya dirumuska secara padat dan singkat,seperti terbentuknya kepribadian muslim dan kematangan dan integritas kesempurnaan pribadi.
Mengingat pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan hidup umat manusia,maka tujuanyapun mengalami perubahan danperkembangan ssejalan dangan perkembangan zaman.Dalam hal ini,tujuan khusus sebagai pedoman operatif praktis dituntut untuk senantiasa siap memberi hasil guna,baik bagi keperluan menciptakan dan mengembangkan ilmu-ilmu baru,lapangan –lapangan kerja baru maupun membina sikap hidup kritis dan pola tingkah laku baru .Disini barang kali yang dimaksud oleh Tofler’education must shift into the future }
Agar supaya pungsi tujuan berhasil guna sebagai siif realization maupun pemberi jawaban terhadan hidup dan kehidupan masa depan, maka penetapannya di perlukan pendekatan terpadu.yang di maksud pendekatan ialah:
1.      pendekatan melalui analisis histories lembaga –lembaga social
2.      pendekatan melalui analisis ilmiyah tentang realita kehidupan yang actual
3.      pendekatan melalui normatika philosophy nilai –nilai filsafat yang normative misalnya filsafat moral Negara dan agama.4
Prof. Muhammad Athiyah Al Abrosi dalam kajian tentang pendidikan islam yang diuraikan dalam “Al Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha yaitu:
1.    untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia islam menetapkan bahwa pendidikan islam-Buitistu Li utammima makarimal akhlak :dan bahwa pencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan sesbenarnya.
2.    persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.Pendidikan islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja tetapi oa memendang persiapan ujtuk kedua kehidupan itu sebagai tujuan tertinggi dan terakhir bagi pendidikan,seperti telah dikatakan.
3.    menumbuhkan ruh ilmiah{scientifie spirit}pada pelajaran dan merumuskan keinginan hati untuk mengetahui{eurosity}da memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebaga ilmu
4.    menyaikan pelajar dari ssegi professional,tknis dan perusahaan supaya ia dapat menguasai profesi tertentu,teknis tertenu dan perudahaan tertentu supaya ia dapat mencari rezeki dalam hidup dan hidup dengan mulia disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.
5.    persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan ,pendidikan islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak atau spiritual semata-mata,tetapi menaruh perhatian pada segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan,kurikulum dan aktivitasnya.5

 Demikian beberapa rumusan tujuan pendidikan islam,makna dan fungsinya dalam upaya pembentuk kepribadian muslim,perpaduan iman dan amal sholeh,yaitu keyakinan adanya kebenaran mutlak yang mnjadi satu-satunya tujuan hidup dan sentral pengabdian diri dan perbuatan yang sejalan dengan harkat kemanusiaan.














BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam memandang pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya hidup seseorang,dan oleh karenanya islam menetapkan bahwa pendidikan merukan kegiatan hidup yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita.
Sebagai aktivitas yang brgerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian,tentunya pendidikan islam memerlukan landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya.Sebab dengan adanya dasar-dasar juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang akan diciptakan sebagai pegangan lankah pelaksanaan dan sebagai jalur langkah yang menentukan arah usaha tersebut. Dasar pelaksanaan pendidikan islam terutama adalah Al Qur’an dan al Hadits.
Dalam al Qur’an surat asy –Syura ;52
* !$uZøym÷rr&ur 4n<Î) #ÓyqãB ÷br& ÎŽó r& üÏŠ$t6ÏèÎ/ /ä3¯RÎ) tbqãèt7­FB ÇÎËÈ  
Tujuan adalah dunia cita.Yakni suasana ideal itu dampak pada tujuan pendidikan.suasana ideal itu nampak pada tujuan akhir {ultimate aims of education}
Tujuan akhir biasanya dirumuska secara padat dan singkat,seperti terbentuknya kepribadian muslim dan kematangan dan integritas kesempurnaan pribadi.




DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D Marimba,Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,Bandung Al ma’rif 1962

Andre Rinanto,Peranan Media Audiovisual Dalam Pendidikan.Yogyakarta:Yayasan kanisius 1948.

Dr.H.Ruslan Abdul Gani,Resapkan dan Amalkan Pancasila,Jakarta:penrapanca 1963

John S.Brubacher,Modern Philosophis of Education fourt edition Tata.Mc.Graw.Hiil Publising Company L.T.D,New Dehli 1981.

Prof. Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, Kajian Pendidikan Islam, Jakarta, 1996.

Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-DasKependidikan, IKIP Malang ,1981.






[1] http://dp2m.dikti.go.id/data/panduan7/Buku%20II%20Edisi%20VII%20HB.pdf.  Diakses 17 mei 2011

[2] Andre Rinanto,Peranan Media Audiovisual Dalam Pendidikan.Yogyakarta:Yayasan kanisius 1948.h. 11

1.John S.Brubacher,Modern Philosophis of Education fourt edition Tata.Mc.Graw.Hiil Publising Company L.T.D,New Dehli 1981 h. 3

2.Tim Dosen FIP IKIP Malang,Kapita salekta .Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan,IKIP Malang ,1981,h. 2

[3] Djamaluddin, ilmu pendidikan islam, jakrta, pres media,1999: h.9.

[4] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung, Jumanatul ‘Ali-Art, 2006  h. 342

3 Ruslan Abdul Gani,Resapkan dan Amalkan Pancasila,Jakarta:penrapanca 1963 hal 136

[5] Departemen Agama RI, Op.Cit, h, 231

4 .Ahmad D Marimba,Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,Bandung Al ma’rif 1962 hal 43

5  Prof. Muhammad Athiyah Al-Abrosyi, Kajian Pendidikan Islam, Jakarta, 1996, h, 32

0 komentar: